Juli 28, 2012

TABEL U ROOF WITH SUSPENDED CEILING DAN WITHOUT SUSPENDED CEILING


Table  Cooling Load Temperature Difference for Calculating Cooling Load from Flat Roofs. Sesuai judulnya ini tabel untuk menentukan CLTD, sebetulnya tabel ini sangat lengkap dengan solar time, heat capacity, CLTD, namun saya hanya fokus pada U value nya saja. U-value dapat dilihat dari pada kolom ke-4 untuk Roof Without Suspended Ceiling dan pada kolom ke-6 untuk Roof With Suspended Ceiling.

 Table  1.1 Cooling Load Temperature Difference for Calculating Cooling Load from Flat Roofs



MENENTUKAN R DAN U PADA ATAP [ROOF WITHOUT SUSPENDED CEILING]

Membantu seorang sahabat di pulau seberang yang menanyakan mengenai cooling load calculation berdasarkan ASHRAE, karena alasan sumber dari internet banyak sekali versinya, maka dari itu saya akan mengulas mengenai hal yang sering menjadi pertanyaan untuk menentukan beban pendingin, yaitu untuk menentukan Rtotal atau resistansi termal total dari lapisan-lapisan atap yang terkena sinar matahari. Saya mengambil sumber dari buku COOLING AND HEATING LOAD CALCULATION MANUAL.

1. Tentukan Tipe Atap, ASHRAE membagi atap menjadi 13 tipe [Lihat tabel 1.1 atau bisa dilihat dibuku ASHRAE yang saya sebutkan diatas pada tabel 3.7 Roof Construction Code
2. Berdasarkan tabel Roof Contruction Code, dapat dilihat pada kolom ke-3 Code Number of layer, Code Number of layer menunjukan jenis-jenis lapisan pada atap
3. Code Number of layer menunjukan jenis lapisan atap yang nilai hambatan termalnya ada pada
tabel 1.2 atau bisa dilihat dibuku ASHRAE pada table 3.11 Thermal Properties and Code Number of Layers Used in Calculation of Coefficient for Roof and Wall 

Contoh : 
Tipe Atap [Roof No. 6] dengan deskripsi 4-in l.w. concrete, without suspended ceiling, code number A0, E2, E3, C15, E0, silakan lihat pada table 1.2 Kolom Ke-7 [R] yaitu resistansi termal.
A0-R= 0.333 (hr.ft^2. degF)/Btu
E2-R= 0.050 (hr.ft^2. degF)/Btu
E3-R= 0.285 (hr.ft^2. degF)/Btu
C15-R= 5.0 (hr.ft^2. degF)/Btu
E0-R= 0.685 (hr.ft^2. degF)/Btu

Rtotal = 0.333+0.050+0.285+5.0+0.685= 6.35 (hr.ft^2. degF)/Btu
U      = 1/Rtotal = 0.16 Btu/(hr.ft^2.degF)


Catatan : Untuk Roof With Suspended Ceiling akan saya bahas di post selanjutnya.




Dilihat dari table 1.1 Roof Construction Code

table 1.2 Thermal Properties and Code Number of Layers Used in Calculation of Coefficient for Roof and Wall
Units :
 L=ft                                              K= Btu/(hr.ft. degF)                  D= lb/ft^3          WTxSH= Btu/(ft^2.F)
 SH= Btu/(lb degF)                        R=(hr.ft^2. degF)/Btu                WT= lb/ft^2


Juli 12, 2012

Komponen Kelistrikan Mesin Pendingin




Komponen pendukung sistem kelistrikan yang baiasanya ada pada kulkas, di antaranya :

1.MCB
2.Voltmeter
3.Amperemeter
4.Wattmeter
5.Time delay relay
6.Lever switch
7.Kontaktor
8.Junction terminal
9.Saklar

Secara keseluruhan, rangkaian kelistrikan pada sistem terbagi dalam dua bagian, yaitu :
1. Rangkaian daya
2. Rangkaian control


RANGKAIAN DAYA

Rangkaian daya merupakan rangkaian pokok dari suatu sistem kelistrikan. Komponen yang digunakan juga merupakan komponen yang terkendali. Dalam rangkaian daya ini terdapat satu buah motor kompresor yang dihubungkan dengan kontaktor yang teraliri arus pada rangkaian kontrol. Selain motor kompresor, terdapat beberapa komponen lain seperti termometer digital, pilot lamp untuk sumber arus pada sistem, ampere meter, voltmeter, dan wattmeter pada saluran rangkaian daya yang dilengkapi dengan switch MCB sebagai saklar on/off arus pada sistem.

MCB [Miniatur Circuit Breaker] digunakan untuk pengaman terhadap beban lebih atau arus hubung singkat. Maka jika terjadi arus beban yang berlebih/hubung singkat, maka MCB ini akan bekerja sesuai fungsinya yaitu memutuskan rangkaian dari sumber tegangan. 

Volt-meter berfungsi untuk mengukur besarnya tegangan listrik yang dipakai pada sistem. Dalam hal ini besar tegangan listrik yang terjadi adalah  220 volt. 

Ampere-meter berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir pada sistem. Semakin tinggi perbedaan tekanan pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah pada sistem, maka arus yang terjadi akan semakin besar. Ampere-meter juga bisa digunakan sebagai acuan untuk menentukan banyaknya refrigerant yang dimasukan ke kompresor. Jika jarum ampere meter telah menunjukan arus sebesar 2.5  3.0 maka refrigeran telah cukup.

Watt-meter adalah alat untuk mengukur besarnya jumlah kerja/daya input yang digunakan untuk menjalankan sistem khususnya pada kerja motor kompressor dan kumparan solenoid valve.

RANGKAIAN KONTROL
Rangkaian kontrol merupakan bagian yang mengontrol sistem kelistrikan, dalam pengoperasiannya dilakukan secara otomatis dan komponennya terpasang terpisah dengan rangkaian daya. Pada rangkaian kontrol ini terdapat beberapa komponen yang digunakan seperti saklar [toggle dan MCB] kontaktor, delay timer, HLP, fault pilot lamp [sebagai indikasi jika HLP bekerja], solenoid valve dengan pilot lampnya, switch on / off  rangkaian kontrol.

Time Delay Relay adalah alat yang berfungsi untuk menunda arus awal yang besar yang masuk kedalam alat-alat ukur yang mempunyai tahanan dalam rendah, sehingga dapat menghindari kerusakan yang mungkin terjadi dalam alat tersebut. Dalam trainer ini timer yang digunakan adalah timer on delay relay berfungsi untuk menunda arus awal yang cukup besar masuk ke dalam alat-alat ukur yang mempunyai tahanan dalam rendah.

Kontaktor adalah komponen listrik yang berfungsi untuk melewatkan arus menuju komponen yang dituju dengan menggunakan saklar on/off sebagai prinsip kerjanya. Kerja kontaktor ini berdasarkan pada suatu kumparan yang dialiri arus, yang mana saklar N/O atau N/C akan membuka atau menutup sesuai dengan ada atau tidaknya arus yang masuk di dalamnya.

Junction Terminal pada dasarnya hanya sebagai penghantar arus listrik dari dan menuju alat-alat kontrol. Alat ini memudahkan kita untuk menghubungkan kabel yang terlalu banyak jumlahnya.

Pilot Lamp digunakan sebagai lampu indikator bahwa sistem atau komponen yang dihubungkan paralel dengannya sudah bekerja. 

Lever Switch [Saklar Togle] adalah alat yang digunakan sebagai saklar untuk mematikan atau menghidupkan sistem secara manual. Switch yang sering digunakan merupakan switch jenis togle dengan pengunci. Switch tersebut mempunyai satu pole atau dua pole.

By : Intan Dian Heryani
ASHRAE STUDENT 2012

Juli 11, 2012

Bukaan Katup Manifold Gauge

Manifold gauge adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi tekanan biasanya alat ini digunakan untuk membantu saat pemvakuman dan pengisian refrigeran ke dalam sistem.

Katup Manifold Gauge
Katup manifold gauge berfungsi untuk membuka dan menutup aliran refrigeran/gas, secara skematis, dijelaskan dalam gambar, sebagai berikut           :


A. Kedua katup [merah maupun biru] dalam keadaan tertutup
Pada keadaan ini kedua manifold gauge mengukur tekanan pada masing-masing saluran




B. Katup merah [katup aliran tekanan tinggi] dan katup kuning [katup tengah] di buka
Pada keadaan ini terjadi aliran dari tekanan tengah dan saluran kanan




C. Katup biru [katup aliran tekanan rendah] dan katup kuning [katup tengah] di buka

Pada keadaan ini terjadi aliran dari tekanan tengah dan saluran kanan

D.Jika kedua katup dibuka maka akan terjadi hubungan tekanan rendah dan tekanan tinggi, jika saluran katup kuning [katup tengah] pun dibuka maka adanya hubungan aliran dari ketiga saluran

Pengaturan pembukaan katup ini berfungsi untuk mengatur kapan saat pemvakuman atau penambahan refrigeran ke dalam sistem.

By : Intan Dian Heryani
ASHRAE STUDENT 2012 - 2013

Juli 10, 2012

Mendeteksi Kebocoran Pada Sistem Mesin Pendingin




Untuk mendeteksi kebocoran pada sistem dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :


A.Metoda Air Sabun [Soap Bubbles]
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana untuk mendeteksi kebocoran pada sistem, alat dan bahan yang digunakan :
•Air ditambah sabun secukupnya
•Tempat air sabun
•Kain


Cara untuk metode air sabun, sebagai berikut :
1.Pastikan sistem dalam keadaan tidak vacuum [tekanan sistem harus di atas 1 atm]
2.Sistem boleh dalam keadaan beroperasi ataupun tidak
3.Basahi kain dengan air sabun
4.Tempelkan pada bagian-bagian yang rentan terhadap kebocoran, biasanya dibagian sambungan pipa dengan pipa, pipa dengan komponen, baik di sekitar nut maupun hasil lasan, bagian-bagian yang biasa bocor bukan hanya dibagian sambungan saja, perhatikan pada komponen-komponen lain pun berpotensi terhadap kebocoran
5.Perhatikan permukaan yang terkena air sabun, jika ada gelembung-gelembung seperti ada udara yang meniup gelembung udara, maka dapat dipastikan di bagian tersebut ada kebocoran, baik karena lubang, atau penutupan nut yang kurang kencang





B.Memberikan tekanan pada beberapa komponen lalu direndam dalam air


Memberikan tekanan biasanya dengan nitrogen, karena jika nitrogen terbuang tidak merusak lingkungan dan tidak dapat bereaksi dengan air, direndam di air tujuannya untuk mendeteksi lubang yang mengalami kebocoran, metoda ini dapat dilakukan pada komponen-komponen saja contohnya: evaporator, dan kondenser, jangan lakukan pada filter drier.




C.Alat pencari kebocoran dengan nyala api [Halida Torch]


Halida torch akan menyalakan api jika ada bagian sistem yang bocor, caranya hanya mendekatkan sensor halida torch ke bagian-bagian sistem.


D.Alat pencari kebocoran elektronik [Electronic Leak Detector]


Electronic Leak Detector cara penggunaannya sama dengan halida torch, namun berbeda reaksi ketika mendeteksi saja, biasanya electronic leak detector akan berbunyi jika mendeteksi kebocoran


E.Mencari Kebocoran dengan zat pewarna


Dengan memasukan gas atau zat berwarna kedalam sistem, tentunya zat yang tidak bereaksi dengan bahan-bahan yang digunakan dalam sistem, hal ini dilakukan agar saat terjadi kebocoran, gas yang keluar terlihat karena berwarna





Juli 28, 2012

TABEL U ROOF WITH SUSPENDED CEILING DAN WITHOUT SUSPENDED CEILING


Table  Cooling Load Temperature Difference for Calculating Cooling Load from Flat Roofs. Sesuai judulnya ini tabel untuk menentukan CLTD, sebetulnya tabel ini sangat lengkap dengan solar time, heat capacity, CLTD, namun saya hanya fokus pada U value nya saja. U-value dapat dilihat dari pada kolom ke-4 untuk Roof Without Suspended Ceiling dan pada kolom ke-6 untuk Roof With Suspended Ceiling.

 Table  1.1 Cooling Load Temperature Difference for Calculating Cooling Load from Flat Roofs



MENENTUKAN R DAN U PADA ATAP [ROOF WITHOUT SUSPENDED CEILING]

Membantu seorang sahabat di pulau seberang yang menanyakan mengenai cooling load calculation berdasarkan ASHRAE, karena alasan sumber dari internet banyak sekali versinya, maka dari itu saya akan mengulas mengenai hal yang sering menjadi pertanyaan untuk menentukan beban pendingin, yaitu untuk menentukan Rtotal atau resistansi termal total dari lapisan-lapisan atap yang terkena sinar matahari. Saya mengambil sumber dari buku COOLING AND HEATING LOAD CALCULATION MANUAL.

1. Tentukan Tipe Atap, ASHRAE membagi atap menjadi 13 tipe [Lihat tabel 1.1 atau bisa dilihat dibuku ASHRAE yang saya sebutkan diatas pada tabel 3.7 Roof Construction Code
2. Berdasarkan tabel Roof Contruction Code, dapat dilihat pada kolom ke-3 Code Number of layer, Code Number of layer menunjukan jenis-jenis lapisan pada atap
3. Code Number of layer menunjukan jenis lapisan atap yang nilai hambatan termalnya ada pada
tabel 1.2 atau bisa dilihat dibuku ASHRAE pada table 3.11 Thermal Properties and Code Number of Layers Used in Calculation of Coefficient for Roof and Wall 

Contoh : 
Tipe Atap [Roof No. 6] dengan deskripsi 4-in l.w. concrete, without suspended ceiling, code number A0, E2, E3, C15, E0, silakan lihat pada table 1.2 Kolom Ke-7 [R] yaitu resistansi termal.
A0-R= 0.333 (hr.ft^2. degF)/Btu
E2-R= 0.050 (hr.ft^2. degF)/Btu
E3-R= 0.285 (hr.ft^2. degF)/Btu
C15-R= 5.0 (hr.ft^2. degF)/Btu
E0-R= 0.685 (hr.ft^2. degF)/Btu

Rtotal = 0.333+0.050+0.285+5.0+0.685= 6.35 (hr.ft^2. degF)/Btu
U      = 1/Rtotal = 0.16 Btu/(hr.ft^2.degF)


Catatan : Untuk Roof With Suspended Ceiling akan saya bahas di post selanjutnya.




Dilihat dari table 1.1 Roof Construction Code

table 1.2 Thermal Properties and Code Number of Layers Used in Calculation of Coefficient for Roof and Wall
Units :
 L=ft                                              K= Btu/(hr.ft. degF)                  D= lb/ft^3          WTxSH= Btu/(ft^2.F)
 SH= Btu/(lb degF)                        R=(hr.ft^2. degF)/Btu                WT= lb/ft^2


Juli 12, 2012

Komponen Kelistrikan Mesin Pendingin




Komponen pendukung sistem kelistrikan yang baiasanya ada pada kulkas, di antaranya :

1.MCB
2.Voltmeter
3.Amperemeter
4.Wattmeter
5.Time delay relay
6.Lever switch
7.Kontaktor
8.Junction terminal
9.Saklar

Secara keseluruhan, rangkaian kelistrikan pada sistem terbagi dalam dua bagian, yaitu :
1. Rangkaian daya
2. Rangkaian control


RANGKAIAN DAYA

Rangkaian daya merupakan rangkaian pokok dari suatu sistem kelistrikan. Komponen yang digunakan juga merupakan komponen yang terkendali. Dalam rangkaian daya ini terdapat satu buah motor kompresor yang dihubungkan dengan kontaktor yang teraliri arus pada rangkaian kontrol. Selain motor kompresor, terdapat beberapa komponen lain seperti termometer digital, pilot lamp untuk sumber arus pada sistem, ampere meter, voltmeter, dan wattmeter pada saluran rangkaian daya yang dilengkapi dengan switch MCB sebagai saklar on/off arus pada sistem.

MCB [Miniatur Circuit Breaker] digunakan untuk pengaman terhadap beban lebih atau arus hubung singkat. Maka jika terjadi arus beban yang berlebih/hubung singkat, maka MCB ini akan bekerja sesuai fungsinya yaitu memutuskan rangkaian dari sumber tegangan. 

Volt-meter berfungsi untuk mengukur besarnya tegangan listrik yang dipakai pada sistem. Dalam hal ini besar tegangan listrik yang terjadi adalah  220 volt. 

Ampere-meter berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir pada sistem. Semakin tinggi perbedaan tekanan pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah pada sistem, maka arus yang terjadi akan semakin besar. Ampere-meter juga bisa digunakan sebagai acuan untuk menentukan banyaknya refrigerant yang dimasukan ke kompresor. Jika jarum ampere meter telah menunjukan arus sebesar 2.5  3.0 maka refrigeran telah cukup.

Watt-meter adalah alat untuk mengukur besarnya jumlah kerja/daya input yang digunakan untuk menjalankan sistem khususnya pada kerja motor kompressor dan kumparan solenoid valve.

RANGKAIAN KONTROL
Rangkaian kontrol merupakan bagian yang mengontrol sistem kelistrikan, dalam pengoperasiannya dilakukan secara otomatis dan komponennya terpasang terpisah dengan rangkaian daya. Pada rangkaian kontrol ini terdapat beberapa komponen yang digunakan seperti saklar [toggle dan MCB] kontaktor, delay timer, HLP, fault pilot lamp [sebagai indikasi jika HLP bekerja], solenoid valve dengan pilot lampnya, switch on / off  rangkaian kontrol.

Time Delay Relay adalah alat yang berfungsi untuk menunda arus awal yang besar yang masuk kedalam alat-alat ukur yang mempunyai tahanan dalam rendah, sehingga dapat menghindari kerusakan yang mungkin terjadi dalam alat tersebut. Dalam trainer ini timer yang digunakan adalah timer on delay relay berfungsi untuk menunda arus awal yang cukup besar masuk ke dalam alat-alat ukur yang mempunyai tahanan dalam rendah.

Kontaktor adalah komponen listrik yang berfungsi untuk melewatkan arus menuju komponen yang dituju dengan menggunakan saklar on/off sebagai prinsip kerjanya. Kerja kontaktor ini berdasarkan pada suatu kumparan yang dialiri arus, yang mana saklar N/O atau N/C akan membuka atau menutup sesuai dengan ada atau tidaknya arus yang masuk di dalamnya.

Junction Terminal pada dasarnya hanya sebagai penghantar arus listrik dari dan menuju alat-alat kontrol. Alat ini memudahkan kita untuk menghubungkan kabel yang terlalu banyak jumlahnya.

Pilot Lamp digunakan sebagai lampu indikator bahwa sistem atau komponen yang dihubungkan paralel dengannya sudah bekerja. 

Lever Switch [Saklar Togle] adalah alat yang digunakan sebagai saklar untuk mematikan atau menghidupkan sistem secara manual. Switch yang sering digunakan merupakan switch jenis togle dengan pengunci. Switch tersebut mempunyai satu pole atau dua pole.

By : Intan Dian Heryani
ASHRAE STUDENT 2012

Juli 11, 2012

Bukaan Katup Manifold Gauge

Manifold gauge adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi tekanan biasanya alat ini digunakan untuk membantu saat pemvakuman dan pengisian refrigeran ke dalam sistem.

Katup Manifold Gauge
Katup manifold gauge berfungsi untuk membuka dan menutup aliran refrigeran/gas, secara skematis, dijelaskan dalam gambar, sebagai berikut           :


A. Kedua katup [merah maupun biru] dalam keadaan tertutup
Pada keadaan ini kedua manifold gauge mengukur tekanan pada masing-masing saluran




B. Katup merah [katup aliran tekanan tinggi] dan katup kuning [katup tengah] di buka
Pada keadaan ini terjadi aliran dari tekanan tengah dan saluran kanan




C. Katup biru [katup aliran tekanan rendah] dan katup kuning [katup tengah] di buka

Pada keadaan ini terjadi aliran dari tekanan tengah dan saluran kanan

D.Jika kedua katup dibuka maka akan terjadi hubungan tekanan rendah dan tekanan tinggi, jika saluran katup kuning [katup tengah] pun dibuka maka adanya hubungan aliran dari ketiga saluran

Pengaturan pembukaan katup ini berfungsi untuk mengatur kapan saat pemvakuman atau penambahan refrigeran ke dalam sistem.

By : Intan Dian Heryani
ASHRAE STUDENT 2012 - 2013

Juli 10, 2012

Mendeteksi Kebocoran Pada Sistem Mesin Pendingin




Untuk mendeteksi kebocoran pada sistem dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :


A.Metoda Air Sabun [Soap Bubbles]
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana untuk mendeteksi kebocoran pada sistem, alat dan bahan yang digunakan :
•Air ditambah sabun secukupnya
•Tempat air sabun
•Kain


Cara untuk metode air sabun, sebagai berikut :
1.Pastikan sistem dalam keadaan tidak vacuum [tekanan sistem harus di atas 1 atm]
2.Sistem boleh dalam keadaan beroperasi ataupun tidak
3.Basahi kain dengan air sabun
4.Tempelkan pada bagian-bagian yang rentan terhadap kebocoran, biasanya dibagian sambungan pipa dengan pipa, pipa dengan komponen, baik di sekitar nut maupun hasil lasan, bagian-bagian yang biasa bocor bukan hanya dibagian sambungan saja, perhatikan pada komponen-komponen lain pun berpotensi terhadap kebocoran
5.Perhatikan permukaan yang terkena air sabun, jika ada gelembung-gelembung seperti ada udara yang meniup gelembung udara, maka dapat dipastikan di bagian tersebut ada kebocoran, baik karena lubang, atau penutupan nut yang kurang kencang





B.Memberikan tekanan pada beberapa komponen lalu direndam dalam air


Memberikan tekanan biasanya dengan nitrogen, karena jika nitrogen terbuang tidak merusak lingkungan dan tidak dapat bereaksi dengan air, direndam di air tujuannya untuk mendeteksi lubang yang mengalami kebocoran, metoda ini dapat dilakukan pada komponen-komponen saja contohnya: evaporator, dan kondenser, jangan lakukan pada filter drier.




C.Alat pencari kebocoran dengan nyala api [Halida Torch]


Halida torch akan menyalakan api jika ada bagian sistem yang bocor, caranya hanya mendekatkan sensor halida torch ke bagian-bagian sistem.


D.Alat pencari kebocoran elektronik [Electronic Leak Detector]


Electronic Leak Detector cara penggunaannya sama dengan halida torch, namun berbeda reaksi ketika mendeteksi saja, biasanya electronic leak detector akan berbunyi jika mendeteksi kebocoran


E.Mencari Kebocoran dengan zat pewarna


Dengan memasukan gas atau zat berwarna kedalam sistem, tentunya zat yang tidak bereaksi dengan bahan-bahan yang digunakan dalam sistem, hal ini dilakukan agar saat terjadi kebocoran, gas yang keluar terlihat karena berwarna