Mei 29, 2011

Pengenalan Jangka Sorong


Jangka sorong digunakan untuk mengukur bagian luar seperti panjang, lebar, tebal, dan diameter, juga bagian dalam seperti dalamnya lubang, diameter dan lebar lubang. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 hingga 0,02 mm. Selain jangka sorong biasa, ada juga macam lainnya seperti jangka sorong kedalaman dan jangka sorong gigi.


Bagian-Bagian Jangka Sorong
  • Mulut Dalam
  • Mulut Luar
  • Skala Nonius
  • Badan Pengukur


Cara Kerja Jangka Sorong
  1. Setelah selesai mengukur, perhatikan kedudukan strip nol pada rangka mulut geser jangka sorong, misalnya menunjukkan angka 7 pada rangka tetap, berarti hasil pengukuran 7 mm.
  2. Perhatikan strip nonius mana yang paling sejajar atau segaris. Jika nonius yang paling sejajar dengan strip pada rangka adalah strip ke-5, berarti strip tersebut memiliki harga 0,3 mm. Untuk ketelitian 0,1 mm, maka hasil pengukuran selengkapnya 7,5 mm.


Menentukan Ketelitian Jangka Sorong
  1. Perhatikan panjangnya angka pada nonius jangka sorong, mis. 7 mm
  2. Hitung banyaknya strip pada nonius, misalnya 5.
  3. Tentukan jarak strip nonius, yaitu 7/5 mm.
  4. Tentukan jarak strip pada rangka dan strip pada nonius, besarnya selisih kedua strip
1 - [5/7] = 2/7
Maka ketelitian jangka sorong adalah 2/7 atau 0,28 mm.
Dengan cara yang sama, ketelitian jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm, 0,1 mm, dan sebagainya dapat ditentukan.

Pengenalan Neraca Digital

Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Fungsi dari neraca elektrik maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat pengukur massa. Kegunaan neraca ini tergantung dari skala dari neraca tersebut misal neraca/timbangan elektrik yang ada di pasar swalayan dengan yang di laboratorium tentu sensitivitas dan skala neracanya jauh berbeda.

Bagian-Bagian Neraca Digital
  • Tempat penyimpanan objek
  • Hasil Penimbangan

Cara Kerja Neraca Digital

A. Proses Menimbang
  • Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
  • Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”
  • Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda.
  • Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut.
  • Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.


B. Kalibrasi Skala Neraca

Neraca dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Neraca elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan  sebelum menimbang angka “nol” harus dicek kembali. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dan pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek.

C. Kebersihan timbangan

Kebersihan timbangan harus dicek setelah selesai digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan  menggunakan sikat, kain halus atau kertas  dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen lunak, atau campuran air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan, dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.

Pengenalan Multitester Analog

Multitester analog dapat digunakan untuk mengukur beberapa hal yang ada sangkut pautnya dengan listrik, di antaranya :
  1. Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
  2. Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Kapasitas Condensator
  3. Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Arus Rangkaian
  4. Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Jalur [kontinuitas]


Bagian-Bagian Multitester Analog
  1. Scale berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
  2. Kotak meter berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
  3. Saklar pemilih [Range Selector Switch], berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
  4. Lubang kutub + [V A W Terminal], berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
  5. Lubang kutub – [Common Terminal], berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.


Cara Kerja Multitester Analog

Pasang Kabel hitam ke COM [ground] , dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan. Tentukan objek pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7v.

Lihat skala pada Multitester pada bagian Volt ada dua yaitu:

  • DC Volt --    [Tegangan searah]                  : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, tsb
  • AC Volt --    [Tegangan Bolak Balik]           : Tegangan PLN, dan sejenisnya.
Gunakan skala yang tepat untuk pengukuran, namun hasilnya itu tidak akan seakurat multitester digital. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, tetapi jarum akan mentok ke kiri, berbeda dengan multitester digital, yang jika kabel terbalik maka ada tanda negatif [-] di depan hasilnya.

Menggunakan Multitester Sebagai Pengukur Kapasitas Condensator

Kondensator [Capasitor] adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Kondensator identik dengan dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor [capacitor].

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor [capacitor] ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf [C].

Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad [µF], jadi 1 µF = 9 x 105 cm².

Satuan sentimeter persegi [cm²] jarang sekali digunakan karena kurang praktis.

Mengukur Listrik DC
  1. Besarnya arus listrik [DC] yang mengalir dalam suatu rangkaian bisa diketahui dengan menggunakan multitester.
  2. Terlebih dahulu perkirakan seberapa besar ampere yang diukur, baru kemudian saklar pemilih diposisikan pada angka yang lebih besar.
  3. Lalu hubungkan peralatan yang akan diukur secara seri melalui probe multitester

Pengenalan Stopwatch


Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam kegiatan kegiatan tertentu, contohnya seperti berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang pelari untuk mencapai jarak 100 meter, ada juga contoh lain seperti di dalam kegiatan praktek fisika atau praktek lainya.

Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai perhitungan waktu dengan menekan tombol di atas dan berhenti. Sehingga suatu waktu, menit, atau detik bias ditampilkan sebagai waktu yang berlalu.        

Bagian-Bagian Stopwatch
  • Tombol Start/Stop yang berfungsi untuk memulai hitungan.
  • Tombol Mode/Unlock yang berfungsi untuk mengunci atau memberhentikan waktu yang sedang berjalan.
  • Tombol Split/Reset yang berfungsi untuk mengembalikan pada pengaturan awal atau membuat angka bernilai nol.
  • Layar analog atau digital untuk menampilkan hitungan.

Cara Kerja Stopwatch
Pertama-tama lihat dan pastikan bahwa nilai pada stopwatch menunjukan angka nol, selanjutnya tekan tombol start untuk memulai hitungan, setelah beberapa lama data waktu bias disimpan dengan menekan tombol mode/unlock setelah data waktu berhenti, data waktu bias disimpan. Jika menginginkan stopwatch kembali menunjukan angka nol, maka tekan tombol reset.

Pengenalan Multitester Digital

Multitester digital dapat digunakan untuk mengukur beberapa hal yang ada pautannya dengan listrik, di antaranya : 
  • Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
  • Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Kapasitas Condensator
  • Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Arus Rangkaian
  • Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Jalur (kontinuitas)

Bagian-Bagian dan Fungsinya :
  1. Scale berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
  2. Kotak meter berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
  3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
  4. Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
  5. Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.

Cara Kerja Multitester Digital

A. Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
  1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm).
  2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7V.
Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
* DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -)
* AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.

Umumnya yang digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll yaitu DC Volt --

Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai-nilai yang tertera pada bagian DC Volt tersebut. Contoh :
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V

Gunakan skala yang tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt.Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 [pertanda overload/ melebihi skala].

Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja [1digit belakang koma]

Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt [dibulatkan tanpa koma]

Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kabel merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya.

Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok ke kiri.

NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.

B. Menggunakan Multitester Sebagai Pengukur Kapasitas Condensator

Kondensator [kapasitor] adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday [1791-1867]. 

Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 [dari bahasa Itali condensatore], berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor [capacitor].

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf [C].

Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².

Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:

* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
* 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)

Langkah Pengukuran :
  1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yang sesuai.
  2. Maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tersebut dengan satuan Farad atau Mikro Farad [10 pangkat -6] atau Nano Farad [10 pangkat -9] atau Piko Farad [10 pangkat -12] Farad.

C. Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur [Kontinuitas]
  1. Pilih Skala Buzzer, yang ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam ditempelkan langsung maka Multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm).
  2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tidak bunyi, coba apakah sudag benar letak pengukurannya. Jika sudah dipastikan jalur putus dan harus di jumper.

D. Menggunakan Multitester Sebagai Pengukur Arus Rangkaian
  1. Pindahkan kabel merah ke 20A dan kabel hitam tetap di COM [ground]. Lubang 20A dipilih karena akan mengukur arus yang > 0,2 A. Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong, dan masing-masing kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharge. Misalnya nilai yang tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA.
  2. Mencabut Sekring [fuse] lalu tempelkan masing kabel ke masing-masing kutub sekring pada PCB. Lalu ukur hasilnya.

Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.
  1. Kabel merah tetap di 20A, kabel hitam di GND.
  2. Skala tetap di 20A
  3. Tempel kabel Merah di + batere
  4. Tempel kabel hitam di - batere

Lihat hasil yang muncul. Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke nol, pertanda batere Lithium asli. Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda batere lithium palsu, dan segera cabut kabel dari batere. Karena batere akan menjadi panas. sebab di dalamya tidak ada rangkaian pengontrolnya.

Untuk Batere lithium asli, walaupun kabel ditempel terus menerus pada batere, tidak akan timbul masalah.

Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu, yang tidak ada rangkaian pengontrolnya. Sehingga saat batere penuh, sensor BTEMP tidak bekerja. Maka batere yang telah penuh tersebut akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung dan dapat meledak.

Oleh karena itu gunakan selalu batere asli lithium yang mengandung IC oengontrol short Circuit di dalamnya.

E. Menggunakan Multitester Digital Sebagai Pengukur Jalur [Kontinuitas]

  1. Pilih Skala Buzzer, yg ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam ditempelkan lsg, maka multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan [<50 Ohm].
  2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tidak berbunyi, coba cek letak pengukurannya. Jika sudah benar, pastikan jalur putus dan harus di jumper.

Praktikum Dasar kelistrikan : HUKUM EKSPERIMENTAL DAN METODA ANALISA RANGKAIAN

HUKUM OHM
I.               Tujuan
Setelah percobaan, praktikan diharapkan dapat :
1.    Menjelaskan hubungan antara tegangan [U], arus [I], dan tahanan [R]
2.    Membuktikan hukum Ohm dari hasil percobaan ini
3.    Melakukan perhitungan dengan menggunakan hukum Ohm
4.    Menggambar grafik dengan menggunakan harga-harga terukur, dari :
U             = f [I]     ;               R             = konstan
I               = f [R]    ;               U             = konstan

II.             Gambar Rangkaian

Resistor terhubung paralel dengan Voltmeter

III.           Peralatan dan Komponen
1 catu daya
·      1 saklar
·      1 tahanan 33 Ohm
·      2 tahanan 100 Ohm
·      1 tahanan 220 Ohm
·      1 tahanan 470 Ohm
·      2 multimeter peraga [titik nol di kiri]


IV.           Pendahuluan
1.    Hukum Ohm menyatakan hubungan antara besaran-besaran listrik, tegangan [U], arus [I], dan tahanan [R]. Jika di dalam rangkaian memiliki tahanan tetap RL dan tegangan variabel [U], aliran arus [I], dan tegangan diukur, akan memperlihatkan arus berbanding lurus dengan tegangan.


2.   Jika tegangan dipertahankan konstan dan hambatan bervariasi, maka arus berubah berbanding terbalik terhadap harga tahanan.
3.    Cara sederhana untuk mengingat ketiga rumus pernyataan hukum Ohm adalah dengan menggunakan segitiga besaran.
Untuk memperoleh pernyataan satu dari besaran-besaran tersebut, huruf yang bersesuaian diambil dari kedua huruf sisanya dan memberikan pernyataan :

I            = U/R




U          = I.R


R          = V/I


V.             Percobaan
1.       Susun rangkaian seperti yang terlihat pada gambar rangkaian
2.       Atur tegangan sehingga sama dengan harga yang diberikan oleh tabel I dan setiap saat ukur arus yang melalui beban tahanan
3.       Pindahkan harga dari tabel menjadi grafik dan plot, ketiga karakteristik dari fungsi
U = F [I] ; R = konstan
4.       Pelajari grafik
5.       Susun kombinasi tahanan berikut dan ukur arus yang melaluinya pada tegangan dari 2,5 dan 8 V. Masukkan harga arus dalam tabel II
6.       Pindahkan harga pada tabel II ke dalam grafik dan tiga gambar karakteristik dari fungsi
U = F [I] ; R = konstan
7.       Pelajari grafik
8.       Lakukan perhitungan menggunakan hukum Ohm dan periksa harga-harga yang diperoleh dari pengukuran

VI.           Data dan Analisa
Tabel 1
U [VOLT]
2
4
6
8
10
12
14


R [Ohm]
100







I    [mA]
220







470









*Gambar Grafik




Tabel 2
U [VOLT]
20
33
50
83
100
133
200


R [Ohm]
2







I    [mA]
5







8









*Gambar Grafik

VII.         Kesimpulan dan Saran

Mei 29, 2011

Pengenalan Jangka Sorong


Jangka sorong digunakan untuk mengukur bagian luar seperti panjang, lebar, tebal, dan diameter, juga bagian dalam seperti dalamnya lubang, diameter dan lebar lubang. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 hingga 0,02 mm. Selain jangka sorong biasa, ada juga macam lainnya seperti jangka sorong kedalaman dan jangka sorong gigi.


Bagian-Bagian Jangka Sorong
  • Mulut Dalam
  • Mulut Luar
  • Skala Nonius
  • Badan Pengukur


Cara Kerja Jangka Sorong
  1. Setelah selesai mengukur, perhatikan kedudukan strip nol pada rangka mulut geser jangka sorong, misalnya menunjukkan angka 7 pada rangka tetap, berarti hasil pengukuran 7 mm.
  2. Perhatikan strip nonius mana yang paling sejajar atau segaris. Jika nonius yang paling sejajar dengan strip pada rangka adalah strip ke-5, berarti strip tersebut memiliki harga 0,3 mm. Untuk ketelitian 0,1 mm, maka hasil pengukuran selengkapnya 7,5 mm.


Menentukan Ketelitian Jangka Sorong
  1. Perhatikan panjangnya angka pada nonius jangka sorong, mis. 7 mm
  2. Hitung banyaknya strip pada nonius, misalnya 5.
  3. Tentukan jarak strip nonius, yaitu 7/5 mm.
  4. Tentukan jarak strip pada rangka dan strip pada nonius, besarnya selisih kedua strip
1 - [5/7] = 2/7
Maka ketelitian jangka sorong adalah 2/7 atau 0,28 mm.
Dengan cara yang sama, ketelitian jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm, 0,1 mm, dan sebagainya dapat ditentukan.

Pengenalan Neraca Digital

Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Fungsi dari neraca elektrik maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat pengukur massa. Kegunaan neraca ini tergantung dari skala dari neraca tersebut misal neraca/timbangan elektrik yang ada di pasar swalayan dengan yang di laboratorium tentu sensitivitas dan skala neracanya jauh berbeda.

Bagian-Bagian Neraca Digital
  • Tempat penyimpanan objek
  • Hasil Penimbangan

Cara Kerja Neraca Digital

A. Proses Menimbang
  • Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
  • Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”
  • Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda.
  • Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut.
  • Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.


B. Kalibrasi Skala Neraca

Neraca dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Neraca elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan  sebelum menimbang angka “nol” harus dicek kembali. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dan pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek.

C. Kebersihan timbangan

Kebersihan timbangan harus dicek setelah selesai digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan  menggunakan sikat, kain halus atau kertas  dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen lunak, atau campuran air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan, dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.

Pengenalan Multitester Analog

Multitester analog dapat digunakan untuk mengukur beberapa hal yang ada sangkut pautnya dengan listrik, di antaranya :
  1. Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
  2. Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Kapasitas Condensator
  3. Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Arus Rangkaian
  4. Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Jalur [kontinuitas]


Bagian-Bagian Multitester Analog
  1. Scale berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
  2. Kotak meter berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
  3. Saklar pemilih [Range Selector Switch], berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
  4. Lubang kutub + [V A W Terminal], berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
  5. Lubang kutub – [Common Terminal], berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.


Cara Kerja Multitester Analog

Pasang Kabel hitam ke COM [ground] , dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan. Tentukan objek pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7v.

Lihat skala pada Multitester pada bagian Volt ada dua yaitu:

  • DC Volt --    [Tegangan searah]                  : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, tsb
  • AC Volt --    [Tegangan Bolak Balik]           : Tegangan PLN, dan sejenisnya.
Gunakan skala yang tepat untuk pengukuran, namun hasilnya itu tidak akan seakurat multitester digital. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, tetapi jarum akan mentok ke kiri, berbeda dengan multitester digital, yang jika kabel terbalik maka ada tanda negatif [-] di depan hasilnya.

Menggunakan Multitester Sebagai Pengukur Kapasitas Condensator

Kondensator [Capasitor] adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Kondensator identik dengan dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor [capacitor].

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor [capacitor] ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf [C].

Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad [µF], jadi 1 µF = 9 x 105 cm².

Satuan sentimeter persegi [cm²] jarang sekali digunakan karena kurang praktis.

Mengukur Listrik DC
  1. Besarnya arus listrik [DC] yang mengalir dalam suatu rangkaian bisa diketahui dengan menggunakan multitester.
  2. Terlebih dahulu perkirakan seberapa besar ampere yang diukur, baru kemudian saklar pemilih diposisikan pada angka yang lebih besar.
  3. Lalu hubungkan peralatan yang akan diukur secara seri melalui probe multitester

Pengenalan Stopwatch


Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam kegiatan kegiatan tertentu, contohnya seperti berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang pelari untuk mencapai jarak 100 meter, ada juga contoh lain seperti di dalam kegiatan praktek fisika atau praktek lainya.

Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai perhitungan waktu dengan menekan tombol di atas dan berhenti. Sehingga suatu waktu, menit, atau detik bias ditampilkan sebagai waktu yang berlalu.        

Bagian-Bagian Stopwatch
  • Tombol Start/Stop yang berfungsi untuk memulai hitungan.
  • Tombol Mode/Unlock yang berfungsi untuk mengunci atau memberhentikan waktu yang sedang berjalan.
  • Tombol Split/Reset yang berfungsi untuk mengembalikan pada pengaturan awal atau membuat angka bernilai nol.
  • Layar analog atau digital untuk menampilkan hitungan.

Cara Kerja Stopwatch
Pertama-tama lihat dan pastikan bahwa nilai pada stopwatch menunjukan angka nol, selanjutnya tekan tombol start untuk memulai hitungan, setelah beberapa lama data waktu bias disimpan dengan menekan tombol mode/unlock setelah data waktu berhenti, data waktu bias disimpan. Jika menginginkan stopwatch kembali menunjukan angka nol, maka tekan tombol reset.

Pengenalan Multitester Digital

Multitester digital dapat digunakan untuk mengukur beberapa hal yang ada pautannya dengan listrik, di antaranya : 
  • Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
  • Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Kapasitas Condensator
  • Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Arus Rangkaian
  • Menggunakan Multitester sebagai Pengukur Jalur (kontinuitas)

Bagian-Bagian dan Fungsinya :
  1. Scale berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
  2. Kotak meter berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
  3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
  4. Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
  5. Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.

Cara Kerja Multitester Digital

A. Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
  1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm).
  2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7V.
Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
* DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -)
* AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.

Umumnya yang digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll yaitu DC Volt --

Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai-nilai yang tertera pada bagian DC Volt tersebut. Contoh :
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V

Gunakan skala yang tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt.Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 [pertanda overload/ melebihi skala].

Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja [1digit belakang koma]

Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt [dibulatkan tanpa koma]

Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kabel merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya.

Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok ke kiri.

NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.

B. Menggunakan Multitester Sebagai Pengukur Kapasitas Condensator

Kondensator [kapasitor] adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday [1791-1867]. 

Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 [dari bahasa Itali condensatore], berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor [capacitor].

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf [C].

Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².

Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:

* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
* 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)

Langkah Pengukuran :
  1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yang sesuai.
  2. Maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tersebut dengan satuan Farad atau Mikro Farad [10 pangkat -6] atau Nano Farad [10 pangkat -9] atau Piko Farad [10 pangkat -12] Farad.

C. Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur [Kontinuitas]
  1. Pilih Skala Buzzer, yang ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam ditempelkan langsung maka Multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm).
  2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tidak bunyi, coba apakah sudag benar letak pengukurannya. Jika sudah dipastikan jalur putus dan harus di jumper.

D. Menggunakan Multitester Sebagai Pengukur Arus Rangkaian
  1. Pindahkan kabel merah ke 20A dan kabel hitam tetap di COM [ground]. Lubang 20A dipilih karena akan mengukur arus yang > 0,2 A. Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong, dan masing-masing kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharge. Misalnya nilai yang tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA.
  2. Mencabut Sekring [fuse] lalu tempelkan masing kabel ke masing-masing kutub sekring pada PCB. Lalu ukur hasilnya.

Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.
  1. Kabel merah tetap di 20A, kabel hitam di GND.
  2. Skala tetap di 20A
  3. Tempel kabel Merah di + batere
  4. Tempel kabel hitam di - batere

Lihat hasil yang muncul. Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke nol, pertanda batere Lithium asli. Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda batere lithium palsu, dan segera cabut kabel dari batere. Karena batere akan menjadi panas. sebab di dalamya tidak ada rangkaian pengontrolnya.

Untuk Batere lithium asli, walaupun kabel ditempel terus menerus pada batere, tidak akan timbul masalah.

Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu, yang tidak ada rangkaian pengontrolnya. Sehingga saat batere penuh, sensor BTEMP tidak bekerja. Maka batere yang telah penuh tersebut akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung dan dapat meledak.

Oleh karena itu gunakan selalu batere asli lithium yang mengandung IC oengontrol short Circuit di dalamnya.

E. Menggunakan Multitester Digital Sebagai Pengukur Jalur [Kontinuitas]

  1. Pilih Skala Buzzer, yg ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam ditempelkan lsg, maka multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan [<50 Ohm].
  2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tidak berbunyi, coba cek letak pengukurannya. Jika sudah benar, pastikan jalur putus dan harus di jumper.

Praktikum Dasar kelistrikan : HUKUM EKSPERIMENTAL DAN METODA ANALISA RANGKAIAN

HUKUM OHM
I.               Tujuan
Setelah percobaan, praktikan diharapkan dapat :
1.    Menjelaskan hubungan antara tegangan [U], arus [I], dan tahanan [R]
2.    Membuktikan hukum Ohm dari hasil percobaan ini
3.    Melakukan perhitungan dengan menggunakan hukum Ohm
4.    Menggambar grafik dengan menggunakan harga-harga terukur, dari :
U             = f [I]     ;               R             = konstan
I               = f [R]    ;               U             = konstan

II.             Gambar Rangkaian

Resistor terhubung paralel dengan Voltmeter

III.           Peralatan dan Komponen
1 catu daya
·      1 saklar
·      1 tahanan 33 Ohm
·      2 tahanan 100 Ohm
·      1 tahanan 220 Ohm
·      1 tahanan 470 Ohm
·      2 multimeter peraga [titik nol di kiri]


IV.           Pendahuluan
1.    Hukum Ohm menyatakan hubungan antara besaran-besaran listrik, tegangan [U], arus [I], dan tahanan [R]. Jika di dalam rangkaian memiliki tahanan tetap RL dan tegangan variabel [U], aliran arus [I], dan tegangan diukur, akan memperlihatkan arus berbanding lurus dengan tegangan.


2.   Jika tegangan dipertahankan konstan dan hambatan bervariasi, maka arus berubah berbanding terbalik terhadap harga tahanan.
3.    Cara sederhana untuk mengingat ketiga rumus pernyataan hukum Ohm adalah dengan menggunakan segitiga besaran.
Untuk memperoleh pernyataan satu dari besaran-besaran tersebut, huruf yang bersesuaian diambil dari kedua huruf sisanya dan memberikan pernyataan :

I            = U/R




U          = I.R


R          = V/I


V.             Percobaan
1.       Susun rangkaian seperti yang terlihat pada gambar rangkaian
2.       Atur tegangan sehingga sama dengan harga yang diberikan oleh tabel I dan setiap saat ukur arus yang melalui beban tahanan
3.       Pindahkan harga dari tabel menjadi grafik dan plot, ketiga karakteristik dari fungsi
U = F [I] ; R = konstan
4.       Pelajari grafik
5.       Susun kombinasi tahanan berikut dan ukur arus yang melaluinya pada tegangan dari 2,5 dan 8 V. Masukkan harga arus dalam tabel II
6.       Pindahkan harga pada tabel II ke dalam grafik dan tiga gambar karakteristik dari fungsi
U = F [I] ; R = konstan
7.       Pelajari grafik
8.       Lakukan perhitungan menggunakan hukum Ohm dan periksa harga-harga yang diperoleh dari pengukuran

VI.           Data dan Analisa
Tabel 1
U [VOLT]
2
4
6
8
10
12
14


R [Ohm]
100







I    [mA]
220







470









*Gambar Grafik




Tabel 2
U [VOLT]
20
33
50
83
100
133
200


R [Ohm]
2







I    [mA]
5







8









*Gambar Grafik

VII.         Kesimpulan dan Saran